Di California, misalnya, persentase kasus yang disebabkan oleh varian ini meningkat drastis dari dua persen menjadi 19 persen sejak April.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa analisis awal menunjukkan varian Nimbus memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi dan kini kemungkinan menjadi penyebab sekitar setengah dari seluruh kasus COVID-19 di dunia.
Namun, WHO juga menegaskan bahwa sejauh ini belum ditemukan bukti bahwa varian ini lebih berbahaya atau lebih mematikan dibandingkan varian sebelumnya.
Artikel Terkait
Stres Berkepanjangan Bisa Sebabkan Kolesterol Naik, Ini Penjelasannya
Kenapa Sering Merasa Mulas Setelah Mengonsumsi Kopi? Ini Penjelasan dari Segi Medis
Sehatkah Memanaskan Makanan Bersantan? Ini Penjelasan Dokter
Berjalan Selama 15 Menit Setelah Makan Ternyata Ampuh Kurangi Kembung, Ini Alasannya
Pisang untuk Diet, Mitos atau Fakta? Ini Kata Ahli