Hati-Hati Pakai Bawang Putih di Wajah, Dokter Beberkan Efek Negatifnya

KALTENGLIMA.COM - Seiring dengan pesatnya perkembangan media sosial, berbagai tren kecantikan dan perawatan kulit pun bermunculan, salah satunya adalah penggunaan bawang putih untuk mengatasi jerawat yang belakangan ramai dibicarakan di TikTok.

Tren ini dikenal lewat tagar seperti #rawgarlicforacne dan telah mendorong ratusan pengguna untuk membagikan video mereka saat mengoleskan potongan bawang putih mentah langsung ke area wajah yang berjerawat.

Para pelaku tren ini mengklaim bahwa metode tersebut mampu mempercepat penyembuhan jerawat, meskipun sebagian besar tidak memberikan bukti ilmiah atau dokumentasi hasil pemakaian yang jelas dan terperinci.

Baca Juga: Dari Stres hingga Burnout, Inilah Masalah Mental yang Mengintai Pekerja

Menanggapi tren tersebut, dokter kulit konsultan dari Self London, Ketaki Bhate, memberikan peringatan bahwa praktik mengoleskan bawang putih langsung ke kulit wajah sebaiknya dihindari karena berpotensi menimbulkan efek samping yang merugikan.

Alih-alih mengobati jerawat, penggunaan bawang putih secara langsung dapat menyebabkan iritasi hingga luka bakar kimia, yang bahkan bisa meninggalkan bekas luka pasca-inflamasi.

Dokter Bhate menegaskan bahwa pilihan terbaik adalah menggunakan produk perawatan kulit yang memang diformulasikan khusus untuk wajah dan telah melalui uji klinis.

Baca Juga: BPA Dapat Ganggu Tumbuh Kembang Anak, Dokter Minta Ortu Agar Lebih Selektif

Ia juga menekankan pentingnya memilih produk yang sesuai dengan jenis kulit masing-masing dan bersifat non-komedogenik agar tidak menyumbat pori-pori.

Penggunaan terlalu banyak produk secara bersamaan justru bisa memperburuk kondisi kulit dengan menimbulkan iritasi.

Selain itu, Bhate mengingatkan bahwa jerawat tidak selalu disebabkan oleh faktor eksternal saja, tetapi bisa juga dipicu oleh ketidakseimbangan hormon.

Baca Juga: Perhatian! Ciri-ciri Urine Seperti Ini, Bisa Jadi Tanda Anak Mengidap Penyakit Ginjal

Oleh karena itu, menangani jerawat sebaiknya dilakukan dengan mencari tahu penyebab utamanya dan berkonsultasi dengan tenaga medis profesional jika diperlukan, daripada mengikuti tren tanpa dasar medis yang jelas.