KALTENGLIMA.COM - Belakangan ini, istilah sound horeg menjadi sorotan masyarakat Indonesia, terutama setelah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur mengeluarkan fatwa haram bersyarat terhadap penggunaannya.
Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan dampak negatif dari sound horeg terhadap kesehatan masyarakat.
Sound horeg merujuk pada penggunaan pengeras suara dengan volume yang sangat tinggi, yang umumnya digunakan dalam berbagai acara seperti hajatan, konvoi, maupun hiburan rakyat.
Baca Juga: Hati-Hati Pakai Bawang Putih di Wajah, Dokter Beberkan Efek Negatifnya
Tingkat kebisingan yang ekstrem dari peralatan tersebut terbukti berisiko bagi kesehatan pendengaran manusia, bahkan berpotensi menyebabkan kerusakan permanen pada telinga.
Tingkat suara yang dihasilkan sound horeg tercatat bisa mencapai antara 120 hingga 135 desibel (dB), jauh melampaui ambang batas aman yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
WHO sendiri menetapkan bahwa paparan suara sebesar 85 dB hanya aman didengarkan maksimal selama delapan jam per hari.
Baca Juga: Dari Stres hingga Burnout, Inilah Masalah Mental yang Mengintai Pekerja
Sementara itu, suara di atas 100 dB sudah dikategorikan sebagai sangat keras dan membahayakan. Lebih ekstrem lagi, suara pada level 120 dB digolongkan sebagai suara yang menyakitkan dan sangat berbahaya, karena dapat merusak sel-sel telinga bagian dalam hanya dalam satu kali paparan, sehingga berisiko menyebabkan gangguan pendengaran permanen.
Tak hanya mengancam kesehatan telinga, kebisingan dari sound horeg juga dapat memicu peningkatan hormon stres dalam tubuh.
Jika paparan suara keras ini terjadi secara terus-menerus dalam jangka panjang, maka risiko gangguan pada kesehatan fisik dan mental pun ikut meningkat.
Baca Juga: BPA Dapat Ganggu Tumbuh Kembang Anak, Dokter Minta Ortu Agar Lebih Selektif
Oleh karena itu, penggunaan sound horeg perlu dikaji ulang, baik dari sisi agama, kesehatan, maupun sosial, demi menjaga ketenangan lingkungan dan melindungi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Artikel Terkait
Normalkah Berdebar-debar saat Bangun Tidur? Ini Kata Dokter Jantung
Biar Manfaat Kesehatannya Maksimal, Ini Waktu Terbaik Minum Teh Kunyit
Perhatian! Ciri-ciri Urine Seperti Ini, Bisa Jadi Tanda Anak Mengidap Penyakit Ginjal
BPA Dapat Ganggu Tumbuh Kembang Anak, Dokter Minta Ortu Agar Lebih Selektif