Komplikasi hernia yang perlu diwaspadai meliputi hernia yang terjepit, yakni kondisi ketika jaringan yang menonjol tidak bisa kembali ke tempat semula, sehingga menyebabkan nyeri hebat, mual, muntah, bahkan kematian jaringan akibat terganggunya aliran darah.
Jika benjolan berubah warna, terasa mati rasa, atau disertai demam dan muntah, pemeriksaan medis segera sangat dianjurkan.
Diagnosis hernia umumnya dilakukan melalui pemeriksaan fisik, namun bila diperlukan, pencitraan seperti CT scan dapat digunakan.
Baca Juga: Dari Stres hingga Burnout, Inilah Masalah Mental yang Mengintai Pekerja
Penanganan utama hernia adalah melalui operasi, terutama jika gejala mulai mengganggu atau ada risiko komplikasi.
Operasi dilakukan dengan mendorong jaringan kembali ke posisi semula dan memperkuat dinding otot, sering kali menggunakan jaring sintetis, baik dengan metode laparoskopi maupun bedah terbuka.
Pada kasus tertentu, seperti hernia umbilikalis pada bayi, kondisi ini bisa sembuh dengan sendirinya seiring pertumbuhan.
Baca Juga: Dari Stres hingga Burnout, Inilah Masalah Mental yang Mengintai Pekerja
Namun, bila tidak, intervensi bedah tetap dibutuhkan. Sementara itu, hernia hiatal dapat dikelola dengan perubahan gaya hidup atau operasi jika menyebabkan gangguan pencernaan kronis.
Meskipun beberapa hernia tampak ringan pada awalnya, kondisinya bisa memburuk seiring waktu dan meningkatkan risiko komplikasi.
Oleh karena itu, dokter biasanya merekomendasikan operasi meskipun gejala belum parah. Efek samping dari operasi biasanya ringan, seperti nyeri atau pembengkakan, meskipun sekitar sepuluh persen pasien mengalami nyeri berkepanjangan, khususnya setelah operasi hernia inguinalis.
Artikel Terkait
Perhatian! Ciri-ciri Urine Seperti Ini, Bisa Jadi Tanda Anak Mengidap Penyakit Ginjal
BPA Dapat Ganggu Tumbuh Kembang Anak, Dokter Minta Ortu Agar Lebih Selektif
Dari Stres hingga Burnout, Inilah Masalah Mental yang Mengintai Pekerja
Hati-Hati Pakai Bawang Putih di Wajah, Dokter Beberkan Efek Negatifnya