Studi Ungkap Hubungan Antara Frekuensi Bermain Game dan Depresi pada Anak Sekolah

photo author
- Senin, 18 Agustus 2025 | 07:15 WIB
Ilustrasi anak main game (Unsplash/Pandhuya Niking)
Ilustrasi anak main game (Unsplash/Pandhuya Niking)

KALTENGLIMA.COM - Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa kebiasaan bermain game secara berlebihan atau binge gaming memiliki kaitan erat dengan gangguan kesehatan mental serius, termasuk kecemasan, depresi, hingga gangguan tidur, terutama pada anak laki-laki.

Penelitian yang dilakukan di Hong Kong ini melibatkan 2.592 pelajar dan remaja, dan hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 31 persen dari mereka mengalami masalah binge gaming.

Aktivitas ini didefinisikan sebagai bermain game di konsol atau komputer selama lima jam atau lebih tanpa henti.

Baca Juga: Makanan Paling Bermanfaat bagi Jantung, Ini 5 Pilihan yang Mudah Dijangkau

Sekitar 30 persen peserta penelitian mengaku pernah melakukan binge gaming setidaknya sekali dalam sebulan, dengan angka prevalensi 14,3 persen lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan.

Baik laki-laki maupun perempuan yang terbiasa melakukan binge gaming cenderung lebih rentan mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, stres, perasaan kesepian, gangguan tidur, serta rendahnya rasa percaya diri terhadap kemampuan akademik.

Selain itu, mereka juga menunjukkan kecenderungan lebih tinggi mengalami kecanduan game yang dikenal secara medis sebagai internet gaming disorder (IGD).

Baca Juga: Waspada PCOS Pada Remaja, Kenali Ciri-cirinya

Para peneliti menyebutkan bahwa binge gaming dapat menjadi tahap awal berkembangnya IGD, sekaligus memicu masalah sosial, fisik, maupun mental yang serius. Kondisi ini bisa semakin memburuk apabila dipengaruhi oleh faktor lain seperti ADHD atau autisme.

Di Inggris, data terbaru pemerintah menunjukkan bahwa 91 persen anak-anak dan remaja berusia 3 hingga 15 tahun aktif bermain video game.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah resmi mengklasifikasikan kecanduan game sebagai gangguan kesehatan.

Baca Juga: Sering Ngantuk Meski Tidur Cukup? Waspada Bisa Jadi Tanda Penyakit Ini

Studi lain yang dilakukan pada Juni lalu juga menyoroti bahaya kebiasaan layar berlebihan, di mana remaja yang menghabiskan lebih dari dua jam per hari menggulir layar ponsel atau tablet berisiko dua kali lipat mengalami kecemasan dan empat kali lipat lebih rentan terhadap depresi.

Fenomena doomscrolling atau menggulir layar secara pasif dalam jangka panjang terbukti menimbulkan kecemasan, depresi, perilaku impulsif, hingga agresivitas pada remaja dalam periode sembilan bulan penelitian.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Laili Rukhmina

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB
X