Studi Sebut Stalking Berbahaya bagi Perempuan, Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung hingga Stroke

photo author
- Jumat, 5 September 2025 | 16:10 WIB
ilustrasi stalking
ilustrasi stalking

Dalam penelitian ini, pengalaman stalking dikumpulkan pada tahun 2001, sementara peserta dipantau hingga 2021. Tidak ada partisipan yang memiliki penyakit kardiovaskular di awal penelitian, tetapi sekitar 12 persen mengaku pernah menjadi korban stalking.

Selama periode pemantauan, 3 persen dari mereka mengalami penyakit jantung atau stroke, dengan risiko tertinggi pada kelompok korban stalking.

Para peneliti menduga tekanan psikologis yang timbul akibat penguntitan dapat mengganggu sistem saraf, memengaruhi fungsi pembuluh darah, serta memicu perubahan biologis lain yang berhubungan dengan kesehatan jantung.

Baca Juga: 7 Minuman yang Harus Dihindari untuk Kesehatan yang Lebih Baik

Riset sebelumnya juga menunjukkan bahwa perempuan dari kelompok minoritas dan berpenghasilan rendah lebih rentan mengalami stalking maupun bentuk kekerasan lainnya.

Meski demikian, hasil penelitian ini menegaskan pentingnya upaya pencegahan.

Koenen menilai bahwa layanan kesehatan perlu lebih proaktif melakukan skrining terhadap kasus stalking dan kekerasan sejenis, serta menyediakan sumber daya agar perempuan bisa melindungi diri.

Baca Juga: Gangguan Mental yang Dapat Terjadi di Lansia: Demensia-Skizofrenia

Lebih luas lagi, akar masalah kekerasan terhadap perempuan harus ditangani secara serius di tingkat masyarakat agar dampaknya tidak terus berulang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Laili Rukhmina

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB
X