KALTENGLIMA.COM - Seorang ahli gizi asal Jepang bernama Michiko Tomioka mengungkapkan rahasia panjang umur masyarakat Jepang melalui kebiasaan minum matcha.
Ia tumbuh besar di kota Nara yang dikelilingi perkebunan teh, sehingga sejak kecil sudah akrab dengan aroma khas serta cita rasa pahit, manis, dan umami mendalam dari matcha.
Walaupun kini menetap di New York, Amerika Serikat, Tomioka tetap melestarikan tradisi Chadō atau upacara minum teh tradisional Jepang.
Baca Juga: Gula Tinggi Berisiko, Pakar IPB Sarankan Cara Praktis Kurangi Asupan Manis Anak
Baginya, matcha bukan hanya minuman, melainkan bagian dari gaya hidup sehat yang memberikan manfaat jangka panjang serta menjadi simbol kebijaksanaan yang diwariskan dari orang tua dan leluhurnya.
Kecintaannya pada matcha semakin kuat karena pengaruh keluarga dan mentor dekatnya. Bibinya yang kini berusia 99 tahun dan gurunya yang akrab disapa Papa-san berusia 98 tahun, sepanjang hidup mereka rutin membuat matcha sendiri.
Tomioka bahkan mewarisi mangkuk serta peralatan matcha dari mereka, sehingga tidak mengherankan jika ia menjadikan matcha sebagai minuman utama untuk menjaga kesehatan dan mendukung umur panjang.
Baca Juga: Waduh! Cuma 6,2 Persen Orang Indonesia yang Menyikat Gigi dengan Benar
Kandungan nutrisi matcha terbilang lengkap, mulai dari vitamin A, C, dan K, serat, protein, hingga asam amino L-theanine yang dapat membantu tidur lebih nyenyak, meredakan stres, serta meningkatkan fungsi otak.
Selain itu, matcha juga kaya akan polifenol seperti epigallocatechin gallate (EGCG), senyawa dengan sifat antioksidan tinggi yang mampu mengurangi peradangan, menjaga kesehatan pencernaan, serta menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Tidak heran jika minuman ini dipercaya memiliki peran penting dalam menjaga vitalitas tubuh.
Baca Juga: Benarkah Air Garam Dapat Memutihkan Gigi?
Matcha dapat dinikmati dengan berbagai cara, bukan hanya sebagai minuman hangat, tetapi juga bisa diolah menjadi beragam hidangan seperti kue, cookies, chia pudding, hingga mochi.
Tomioka sendiri memiliki rutinitas membuat matcha setiap pagi. Ia biasanya merebus sekitar 60 ml air, membersihkan chasen atau pengocok bambu dengan air panas, lalu menakar dua gram bubuk matcha menggunakan chashaku atau sendok bambu.
Artikel Terkait
Makan Mi Instan Tiap Hari, Aman atau Berbahaya?
Waspada, Terlalu Banyak Pemanis Buatan Bisa Ganggu Fungsi Otak
UNICEF Beberkan Faktor Penyebab Obesitas pada Anak dan Remaja
Benarkah Air Garam Dapat Memutihkan Gigi?