KALTENGLIMA.COM - Kadang pikiran negatif muncul begitu saja dan menimbulkan rasa cemas. Namun, kondisi ini tidak hanya dialami oleh satu orang saja.
Menurut psikolog Sam Akbar, Ph.D., dalam bukunya Stressilient, salah satu cara untuk menghadapinya adalah dengan menetralkan pikiran tersebut melalui upaya memberi jarak, sehingga seseorang bisa lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidupnya.
Ada beberapa teknik sederhana yang dapat dilakukan untuk mengelola pikiran negatif agar tidak berkembang menjadi kecemasan yang berlebihan.
Baca Juga: Gula Tinggi Berisiko, Pakar IPB Sarankan Cara Praktis Kurangi Asupan Manis Anak
Langkah pertama adalah memberi jarak antara diri dan pikiran negatif. Caranya dengan mengubah cara menyebutkan pikiran, misalnya bukan mengatakan “Saya adalah penipu,” melainkan “Saya sedang memiliki pikiran bahwa saya adalah penipu.”
Cara ini membuat seseorang menyadari bahwa pikiran tersebut hanyalah sesuatu yang lewat, bukan cerminan dari dirinya.
Langkah kedua adalah berterima kasih kepada pikiran sendiri. Alih-alih melawan atau menolak, lebih baik memberi pengakuan sederhana, seperti berbicara kepada pikiran dengan kalimat, “Terima kasih, tapi saya baik-baik saja.”
Baca Juga: Rahasia Panjang Umur Orang Jepang, Ahli Gizi Ungkap Minuman Favorit Mereka
Hal ini membantu menghormati fungsi protektif dari pikiran, tetapi tetap memberi kendali penuh kepada diri sendiri.
Langkah ketiga adalah melafalkan atau menyanyikan pikiran negatif dengan nada atau suara yang lucu.
Misalnya, ketika merasa gagal, kata-kata “Saya gagal total” bisa dinyanyikan dengan nada lagu “Happy Birthday” atau diucapkan dengan suara karakter kocak. Cara ini membantu melihat pikiran hanya sebagai rangkaian kata, bukan sebuah kebenaran yang harus diikuti.
Baca Juga: Waduh! Cuma 6,2 Persen Orang Indonesia yang Menyikat Gigi dengan Benar
Langkah keempat adalah melemahkan makna emosional dari pikiran dengan mengulang kata tertentu berkali-kali.
Eksperimen Edward Titchener menunjukkan bahwa mengucapkan kata secara berulang, seperti kata “lemon” sebanyak 40 kali, akan membuat kata itu kehilangan makna.
Artikel Terkait
Waspada, Terlalu Banyak Pemanis Buatan Bisa Ganggu Fungsi Otak
UNICEF Beberkan Faktor Penyebab Obesitas pada Anak dan Remaja
Benarkah Air Garam Dapat Memutihkan Gigi?
Waduh! Cuma 6,2 Persen Orang Indonesia yang Menyikat Gigi dengan Benar