KALTENGLIMA.COM - Banyak orang yang memilih tidur selama penerbangan agar tetap segar ketika tiba di tujuan.
Namun, sebagian penumpang pesawat sering menggunakan pil tidur untuk membantu mereka beristirahat, padahal langkah ini tidak dianjurkan.
Para apoteker memperingatkan bahwa penggunaan obat tidur di dalam pesawat bisa berbahaya, karena tidur yang dipicu obat berbeda dengan tidur alami yang benar-benar memulihkan tubuh.
Baca Juga: Dokter Ungkap Perbedaan Antara Maag dan Radang Usus
Obat tidur termasuk dalam golongan sedatif, lebih tepatnya sedatif-hipnotik, yang dapat menimbulkan efek samping berupa kantuk berkepanjangan, pusing, serta gangguan konsentrasi.
Risiko ini semakin tinggi ketika obat digunakan dalam penerbangan. Saat tubuh berada dalam kondisi sedasi, pergerakan menjadi berkurang, sehingga meningkatkan risiko terbentuknya trombosis vena dalam.
Kondisi kabin yang cenderung menyebabkan dehidrasi ditambah efek sedatif yang membuat darah lebih kental dapat memperbesar risiko masalah kesehatan serius.
Baca Juga: Manfaat dan Risiko Minum Teh Melati Menurut Ahli Gizi
Selain itu, penggunaan pil tidur di pesawat juga dapat memperburuk jet lag. Jam biologis tubuh menjadi lebih kacau dan proses adaptasi terhadap zona waktu baru semakin sulit, sehingga penumpang justru merasa lebih lelah, bingung, dan kehabisan energi setelah mendarat.
Sebagai gantinya, tidur di pesawat sebaiknya dilakukan dengan cara alami. Beberapa langkah yang dapat membantu antara lain mengenakan pakaian yang longgar dan nyaman, menggunakan bantal leher serta selimut, serta membawa penutup mata dan penyumbat telinga untuk mengurangi cahaya dan suara.
Cara ini lebih aman dan dapat membantu penumpang beristirahat dengan lebih nyenyak tanpa menimbulkan risiko kesehatan.
Artikel Terkait
Cara Efektif Mengelola Pikiran Negatif supaya Lebih Tenang
Waspada! Rasa Lemas dan Kantuk Bisa Dipicu Defisiensi Vitamin Ini
Selain Stres, Ini Kebiasaan yang Membuat Rambut Mudah Rontok