Hal serupa berlaku bagi masyarakat yang tinggal di wilayah dataran tinggi. Tidak semua orang otomatis mengalami hipertensi paru, karena faktor genetik memiliki peran besar. Pada individu yang memiliki kerentanan genetik, tinggal di ketinggian dapat menjadi pemicu.
Pada perokok aktif, hipertensi paru biasanya berkembang sebagai kondisi sekunder akibat kerusakan paru yang berat dari kebiasaan merokok.
Gangguan ini dapat menyebabkan penyempitan atau kerusakan pada pembuluh darah paru yang mengakibatkan gejala seperti sesak napas, nyeri dada, pusing, dan mudah lelah saat melakukan aktivitas ringan.
Baca Juga: Terungkap Kebiasaan Makan Ini Ternyata Bisa Bikin Depresi
Oleh karena itu, kewaspadaan terhadap faktor risiko dan deteksi dini menjadi langkah penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang yang dapat mengganggu kualitas hidup.
Artikel Terkait
Waspada! Jangan Anggap Sepele, Ini yang Terjadi pada Otak Jika Sering Nonton Video Pendek
Benarkah Gemuk Turunan Tidak Bisa Kurus? Simak Fakta Penelitian
Studi Baru Ungkap Konsumsi Produk Ultraproses Dapat Memicu Depresi
Bukan Sekadar Lalapan, Inilah Rahasia Sehat di Balik Daun Kenikir