KALTENGLIMA.COM - Matcha belakangan ini menjadi salah satu minuman yang sangat populer dan viral di kalangan masyarakat Indonesia, terutama di media sosial.
Kepopulerannya tidak hanya disebabkan oleh rasanya yang khas dan nikmat, tetapi juga karena dianggap sebagai alternatif yang baik bagi mereka yang tidak bisa mengonsumsi kopi.
Matcha diketahui mengandung kafein, L-theanine, serta antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh. Kombinasi zat-zat tersebut dapat membantu meningkatkan fokus, menenangkan pikiran, menjaga kesehatan jantung, bahkan disebut-sebut mampu mencegah kanker.
Baca Juga: Begadang Tanpa Badan Drop? Ini Makanan yang Harus Dikonsumsi
Meski demikian, konsumsi matcha juga perlu diperhatikan jumlahnya, karena jika dikonsumsi secara berlebihan bisa menimbulkan efek samping yang merugikan.
Salah satu dampak negatif dari konsumsi berlebih adalah gangguan tidur. Walau kandungan kafein dalam matcha lebih rendah dibandingkan kopi, mengonsumsinya terlalu dekat dengan waktu tidur bisa mengganggu kualitas istirahat malam.
Selain itu, matcha juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan, termasuk sindrom iritasi usus besar dan diare.
Baca Juga: Penelitian Ungkap Golongan Darah yang Berisiko Tinggi Mengidap Kanker Payudara
Hal ini disebabkan oleh kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan bakteri baik di usus, sehingga membuat sistem pencernaan lebih sensitif terhadap patogen.
Efek lainnya yang juga harus diwaspadai adalah munculnya rasa pening di kepala akibat konsumsi yang terlalu tinggi.
Para ahli pun menyarankan agar konsumsi matcha dibatasi maksimal dua cangkir per hari, yang idealnya dikonsumsi pada pagi dan sore hari.
Baca Juga: Gelombang Baru COVID Mengancam Asia, Kasus Meningkat Kembali di Hong Kong dan Singapura
Batasan ini bertujuan untuk tetap memperoleh manfaat kesehatan dari matcha tanpa mengalami efek samping yang merugikan.