KALTENGLIMA.COM – Kecelakaan pesawat Jeju Air yang memakan korban sebanyak 179 orang pada Minggu, 29 Desember 2024 menyita banyak perhatian publik.
Seluruh awak kabin Jeju Air pun ikut menjadi korban, hanya dua pramugari yang selamat.
Pesawat ini terbang dari Thailand, Bangkok menuju Korea Selatan.
Baca Juga: Resmi! Helena Lim Divonis 5 Tahun Penjara Atas Kasus Korupsi Timah
Menurut pemadam kebakaran, cuaca buruk dan bird strike mampu memicu kerusakan mesin pesawat saat terbang. Namun, penjelasan rinci terkait penyebab akan diumumkan setelah investigasi gabungan selesai.
"[Penyebab] diduga adalah tabrakan burung yang dikombinasikan dengan kondisi cuaca buruk," ujar Kepala Stasiun Pemadam Kebakaran Muan Lee Jeong-hyun.
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Korea juga merilis pernyataan terkait kronologi di landasan pacu. Menara pengawas disebut sempat memberi peringatan tabrakan burung kepada pilot.
Baca Juga: Pasca Kecelakaan Jeju Air yang Tewaskan 179 Orang, Korsel Evaluasi Sistem Perawatan Boeing 737-800
Lantas, apa itu birdstrike?
Bird strike adalah insiden yang terjadi ketika pesawat sedag terbang dan meabrak burug. Memang terdengar sederhana dan cukup sering terjadi.
Menurut Organisasi Penerbangan Siil Internasional (ICAO), bird strike bisa membuat jet atau mesin kehilangan daya saat terbang jika burung tersedot ke dalam saluran udara pesawat.
Baca Juga: Pesawat Jeju Air Putar Balik Akibat Gangguan pada Roda Pendaratan
Tabrakan burung tersebut banyak menyebabka kecelakaan yang fatal.
"Kami sedang mempertimbangkan kemungkinan burung besar mengenai mesin, dan seperti yang kita ketahui, itu sangat jarang terjadi," kata konsultan penerbangan Philip Butterworth-Hayes.
Artikel Terkait
Gal Gadot Ungkap Pengalaman Gumpalan Darah di Otak Saat Hamil, Ini Gejalanya
Tips Minum Kopi Tanpa Gula: Catat Jam Terbaiknya!
Bahaya Menahan Pipis Saat Mudik, Dokter Jelaskan Risikonya
Viral di Sosmed! RS China Dipenuhi Pasien dengan Gangguan Pernapasan
Kenapa Sering Terbangun Jam 4 Pagi? Ini Penjelasannya