KALTENGLIMA.COM - Ada beberapa risiko masalah kesehatan yang dapat timbul akibat aborsi seperti perdarahan dan infeksi.
Bahaya aborsi ini juga akan semakin besar jika tindakannya tidak dilakukan oleh dokter.
Secara medis, aborsi dapat dilakukan untuk mengakhiri kehamilan terkait kondisi tertentu, seperti keguguran, kondisi kesehatan ibu yang terancam akibat kehamilan, atau kehamilan yang terjadi karena pemerkosaan.
Baca Juga: Atlet Olimpik 2024 Triatlon dari Kanada muntah 10 kali selepas berenang dalam Sungai Seine
Aborsi dapat dilakukan dengan dua metode utama, melalui pemberian obat-obatan tertentu atau melalui prosedur operasi.
Biasanya, aborsi dilakukan pada usia kehamilan di bawah 24 minggu, tergantung pada indikasi medis dan peraturan hukum setempat.
Risiko Komplikasi Aborsi
Meskipun aborsi dapat dilakukan dengan aman di bawah pengawasan medis yang tepat, risiko komplikasi tetap ada.
Komplikasi ini dapat terjadi baik secara langsung setelah aborsi maupun dalam beberapa minggu setelahnya. Melansir dari berbagai sumber, berikut beberapa risiko komplikasi aborsi yang mungkin timbul:
Baca Juga: Ma'ruf Amin Desak Polri Ungkap Inisial T Bandar Judi Online
1. Perdarahan setelah aborsi
Perdarahan, salah satu komplikasi yang paling umum setelah aborsi. Perdarahan berat melalui vagina dapat terjadi, terutama jika ada sisa jaringan janin atau ari-ari yang tertinggal dalam rahim setelah prosedur.
Risiko perdarahan lebih kecil pada aborsi kehamilan di bawah 13 minggu dibandingkan dengan kehamilan yang lebih lanjut. Jika perdarahan berat terjadi, tindakan medis tambahan seperti transfusi darah dan kuretase mungkin diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.
2. Terjadinya Infeksi
Artikel Terkait
Polisi Tangkap “Calon Pengantin” Bom Bunuh Diri di Batu Malang, Ini Bahan Peledak yang Ditemukan
Tabung Gas 12 Kg Meledak di Perumahan Taman Kencana Cengkareng Jakbar, 10 Rumah Warga Mengalami Kerusakan
Polres Barito Utara Gagalkan Peredaran 121,7 Gram Sabu
Biar Tak Jadi Remaja Jompo, Tips Cara Menjaga Kesehatan Tulang