Puasa tapi Berat Badan Bertambah? Ini Cara Mencegahnya Menurut Ahli Gizi

photo author
- Jumat, 14 Maret 2025 | 19:40 WIB
Ilustrasi berat badan bertambah (Pixabay/Bru-nO)
Ilustrasi berat badan bertambah (Pixabay/Bru-nO)

 

KALTENGLIMA.COM - Sebagian orang mengalami peningkatan berat badan selama bulan puasa, meskipun sebenarnya momen ini dapat dimanfaatkan untuk menerapkan pola makan yang lebih sehat.

Salah satu faktor utama yang menyebabkan kenaikan berat badan adalah pola makan yang tidak terkontrol, terutama saat berbuka dan sahur.

Banyak orang menganggap waktu berbuka sebagai kesempatan untuk mengganti energi yang hilang selama berpuasa dengan mengonsumsi makanan dalam jumlah berlebihan.

Baca Juga: Dampak Kelebihan Kalsium bagi Tubuh, Waspada Risiko Hiperkalsemia!

Menurut dokter spesialis gizi klinik, dr. Juwalita Surapsari, kebiasaan mengonsumsi takjil secara berlebihan, terutama makanan yang tinggi gula dan lemak seperti gorengan, dapat memicu peningkatan berat badan.

Makanan yang mengandung lemak tinggi membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna oleh tubuh, sehingga lebih mudah menumpuk dan berkontribusi terhadap penambahan berat badan.

Selain itu, makanan dan minuman manis yang dikonsumsi dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan lonjakan kadar insulin secara tiba-tiba, yang justru membuat tubuh lebih cepat merasa lapar dan berisiko mendorong seseorang untuk makan lebih banyak saat berbuka.

Baca Juga: Jangan Tertipu! Begini Cara Mengenali Wasabi Asli

Untuk menghindari kondisi tersebut, dr. Juwalita menyarankan agar seseorang menghindari konsumsi makanan berlemak tinggi saat makan malam, karena makanan jenis ini memperlambat proses pencernaan.

Pada waktu sahur, sebaiknya tidak mengonsumsi makanan yang terlalu asin karena dapat meningkatkan rasa haus selama berpuasa.

Selain itu, makanan yang mengandung kadar gula tinggi sebaiknya dihindari agar tidak memicu lonjakan insulin yang dapat mempercepat rasa lapar.

Baca Juga: Rekomendasi Kurma dengan Kandungan Gula Rendah untuk Berbuka

Konsumsi kafein juga perlu dikurangi, karena memiliki efek diuretik yang dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil, sehingga meningkatkan risiko dehidrasi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Laili Rukhmina

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB
X