Pola Makan Sehat Bukan Jaminan, Ini Penyebab Kolesterol Tak Kunjung Turun

KALTENGLIMA.COM - Mungkin Anda pernah bertanya-tanya, meski sudah rutin mengonsumsi sayuran, membatasi gorengan, dan rajin berolahraga, mengapa kadar kolesterol jahat (LDL) tetap tinggi? Ternyata ada beberapa faktor yang memengaruhi kondisi ini.

Pertama, aspek genetik memiliki peranan besar. Jika ada riwayat kolesterol tinggi dalam keluarga, tubuh sering kali mengalami kesulitan menurunkan LDL hanya melalui pola makan sehat.

Dalam kasus ini, perubahan gaya hidup saja terkadang belum cukup efektif karena faktor bawaan tubuh dapat menghambat penurunan kolesterol.

Baca Juga: Asupan Sehat Bagi Perempuan Pascamenopause, Simak Daftarnya!

Kedua, perubahan gaya hidup yang dijalankan mungkin belum sepenuhnya memadai. Banyak orang merasa sudah makan sehat, tetapi masih mengonsumsi lemak jenuh tersembunyi dari daging berlemak, produk susu penuh lemak, atau makanan olahan.

Selain itu, asupan serat larut dari oatmeal, kacang-kacangan, apel, atau pir yang terbukti membantu menurunkan kolesterol sering kali belum tercukupi.

Aktivitas fisik juga harus konsisten, misalnya aerobik 30 menit per hari atau minimal 150 menit per minggu, agar kolesterol baik (HDL) meningkat dan LDL menurun.

Baca Juga: Mengapa Darah Haid Bisa Hitam? Ini Faktor yang Perlu Diperhatikan

Ketiga, faktor lingkungan dan kondisi medis tertentu juga dapat memengaruhi kadar kolesterol.

Stres berkepanjangan, kurang tidur, konsumsi alkohol berlebihan, maupun penyakit seperti diabetes, hipotiroid, dan obesitas bisa memperburuk profil lipid meski pola makan sudah dijaga.

Beberapa jenis obat, seperti obat tekanan darah, steroid, atau terapi penyakit autoimun, juga dapat meningkatkan LDL atau menurunkan HDL.

Baca Juga: Liburan Makan Enak Terus, Ini Tips Ahli Agar Tak Menggendut

Keempat, tubuh secara alami tetap memproduksi kolesterol, terutama oleh hati dan usus, untuk kebutuhan hormon, sel, dan vitamin D.

Menariknya, jika asupan kolesterol dari makanan dikurangi, tubuh bisa menyeimbangkannya dengan memproduksi lebih banyak, sehingga dampak diet pada kadar kolesterol sering kali terbatas.