Penyakit lain seperti endokarditis, yaitu infeksi pada lapisan dalam jantung, juga memunculkan gejala serupa dengan tambahan demam dan nyeri otot.
Selain itu, osteomielitis atau infeksi tulang dapat menimbulkan keringat berlebih disertai pembengkakan dan nyeri pada area yang terkena infeksi.
Tidak hanya penyakit, beberapa obat-obatan seperti antidepresan, terapi hormon, atau obat diabetes dapat meningkatkan produksi keringat. Kondisi medis berat seperti HIV/AIDS, gangguan tiroid, dan leukemia juga berpotensi menimbulkan gejala serupa.
Baca Juga: Tragis! Balita Tewas Tersedak Boba saat Main Trampolin
Untuk mengatasi masalah keringat berlebih, disarankan mengenakan pakaian longgar berbahan katun agar kulit dapat bernapas dengan baik dan mengurangi penumpukan panas di tubuh.
Warna pakaian juga berpengaruh, hindari warna gelap yang mudah menyerap panas, dan pilih warna terang yang dapat memantulkan cahaya matahari.
Mengatur pola makan juga penting dengan menghindari makanan pedas, minuman beralkohol, serta minuman berkafein yang dapat merangsang keluarnya keringat lebih banyak. Sebaliknya, konsumsi sayur dan buah segar dapat membantu menjaga kestabilan suhu tubuh.
Baca Juga: Inilah Makanan Pereda Asam Lambung yang Aman dan Menenangkan Pencernaan
Untuk membantu mengontrol keringat, penggunaan antiperspiran sebelum beraktivitas dapat menjadi solusi praktis karena produk ini bekerja dengan menutup sementara pori-pori kelenjar keringat.
Selain itu, menjaga sirkulasi udara tetap baik dengan kipas atau pendingin ruangan dapat membantu mengurangi kelembapan tubuh.
Namun, apabila keringat berlebih disertai gejala tidak biasa seperti infeksi kulit, nyeri dada, atau rasa mual, pemeriksaan medis perlu dilakukan untuk memastikan penyebab pasti dan mendapatkan penanganan yang sesuai.
Artikel Terkait
Mengapa Sumbatan Usus Bisa Berujung Fatal hingga Kematian? Ini Penjelasan Dokter
Sering Kehujanan Sepulang Kerja? Begini Cara Agar Tubuh Tak Gampang Sakit
Tanpa Disadari, 3 Kebiasaan Sepele Ini Bisa Bikin Otak Rusak Perlahan
Salad Wortel Serut Viral di TikTok, Kenali Fenomena Carotenemia