KALTENGLIMA.COM - Mengkonsumsi garam himalaya menjadi sebuah tren di kalangan masyarakat. Sejumlah orang meyakini jika garam himalaya lebih sehat dibandingkan garam dapur.
Untuk diketahui, garam himalaya merupakan garam berwarna merah muda yang diekstraksi dari Tambang Garam di Khewra, lokasinya di dekat Pegunungan Himalaya. Oleh karena itu, garam ini disebut garam himalaya atau garam pink.
Dilansir dari Healthline, garam himalaya yang dipanen dari tambang itu diyakini telah ada sejak jutaan tahun lalu dari penguapan perairan purba. Garam itu diekstraksi secara manual dan diproses seminimal mungkin untuk menghasilkan produk garam alami bebas dari bahan tambahan.
Baca Juga: Viral! Dokter Koas Dianiaya Diduga Perkara Jadwal Jaga Piket, Begini Respons Kemenkes
Sama halnya seperti garam dapur, garam himalaya sebagian besar terdiri dari natrium klorida. Tetapi, proses pemanenan yang alami membuat garam pink dipercaya lebih banyak mineral dan elemen lainnya yang tak dapat ditemukan pada garam dapur.
Lantas, apakah benar garam himalaya lebih baik daripada garam dapur? Simak pembahasannya di bawah ini.
Baik garam dapur ataupun garam himalaya sebagian besar terdiri dari natrium klorida. Tetapi, garam himalaya memiliki hingga 84 kandungan mineral dan elemen lainnya, termasuk mineral umum seperti kalium dan kalsium. Kemudian, ada juga mineral yang mungkin cukup asing di telinga, seperti strontium dan molibdenum.
Baca Juga: 5 Tips Mencegah Resiko Mata Katarak di Usia Tua
Mengutip Healthline, sebuah penelitian menganalisis kandungan mineral dari berbagai jenis garam, termasuk garam himalaya dan garam biasa. Berikut hasil perbandingannya:
- Garam Himalaya
Kalsium: 1,6 mg
Kalium: 2,8 mg
Magnesium: 1,06 mg
Besi: 0,0369 mg
Artikel Terkait
Kenali Penyebab Alergi Telur dan Cara Mengatasinya
KPU: Paslon Kalah dengan Kotak Kosong Boleh Maju Lagi di Pilkada Ulang, Asal…
Terlibat Kasus Korupsi dan TPPU Jual Beli Emas 1,1 Ton, Budi Said Dituntut 16 Tahun Penjara
Tak Tahu Sang Ibunda di Mana, Talitha Curtis Sampaikan Pesan Haru
BPOM RI Sita 1 Miliar Kapsul Obat yang Disalahgunakan