Hubungan Kualitas Tidur dengan Risiko Terkena Demensia

photo author
- Minggu, 4 Mei 2025 | 18:19 WIB
Ilustrasi Demensia (iStockphoto)
Ilustrasi Demensia (iStockphoto)

KALTENGLIMA.COM - Kualitas tidur memiliki dampak besar pada kesehatan otak dan risiko demensia, seperti yang diungkapkan dalam sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Neurology.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang yang berusia 30-an dan 40-an dengan gangguan tidur yang parah berisiko dua hingga tiga kali lebih besar untuk mengalami penurunan fungsi eksekutif, memori kerja, dan kecepatan pemrosesan informasi dalam satu dekade ke depan.

Para ilmuwan menekankan bahwa tidur lelap dan fase tidur dengan gerakan mata cepat (REM) sangat mempengaruhi kesehatan otak dan potensi risiko demensia.

Baca Juga: Tanda Asam Lambung yang Membaik, Salah Satunya Tidur Tanpa Gangguan

Studi yang diterbitkan bulan lalu mengungkapkan bahwa kekurangan tidur lelap dan REM dapat menyebabkan tanda-tanda atrofi otak yang serupa dengan perubahan yang terjadi pada tahap awal penyakit Alzheimer.

Tidur manusia terbagi dalam empat fase berbeda, yang meliputi dua tahap tidur ringan, tidur lelap atau gelombang lambat, dan tidur REM.

Setiap siklus tidur memakan waktu sekitar 90 menit, dan tubuh akan terus berputar melalui keempat fase ini.

Baca Juga: YouTubuer Ini Jalani Diet yang Diklaim Paling Sehat Sedunia, Ini Efek ke Tubuhnya

Menurut Matthew Pase, Profesor Madya di School of Psychological Sciences Monash University, tidur lelap dan REM membantu otak "menyembuhkan diri" dari kelelahan, mengonsolidasikan ingatan, serta mengatur metabolisme dan hormon.

Fase tidur lelap berfungsi untuk membersihkan zat yang tidak berguna, termasuk protein amiloid yang berkaitan dengan Alzheimer, sedangkan REM berperan dalam memproses emosi dan informasi baru yang diperoleh saat terjaga.

Gangguan tidur yang berlangsung lama dan kegagalan dalam proses pembilasan otak (dikenal sebagai kegagalan glimfatik) dapat mempercepat timbulnya demensia.

Baca Juga: Diabetes Tipe 5 Kini Resmi Diakui, Penyakit Gula Darah yang Dapat Ancam Generasi Muda

Penelitian sebelumnya juga mengindikasikan bahwa durasi tidur REM yang lebih pendek dan keterlambatan dalam memasuki fase REM berhubungan dengan risiko demensia di masa depan.

Dr. Pase menjelaskan bahwa kurang tidur REM dapat melemahkan kemampuan otak dalam menyimpan dan memproses memori, sehingga otak lebih rentan terhadap penurunan kognitif.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Laili Rukhmina

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB
X