COVID-19 Meningkat Kembali, Apakah Ini Propaganda? Berikut Faktanya

photo author
- Selasa, 3 Juni 2025 | 13:18 WIB
Kasus COVID-19 di Thailand meningkat  sebanyak 18.062 kasus baru dilaporkan pada hari Selasa, sehingga total kasus sepanjang tahun 2025 mencapai 240.606 dengan 53 kematian. ( (freepik))
Kasus COVID-19 di Thailand meningkat sebanyak 18.062 kasus baru dilaporkan pada hari Selasa, sehingga total kasus sepanjang tahun 2025 mencapai 240.606 dengan 53 kematian. ( (freepik))

Terendah konsisten di angka 2 ribu kasus selama periode Juni 2023 hingga akhir 2024. Pemicunya yaiti karena kondisi kekebalan imunitas tubuh dan mutasi virus yang bisa memengaruhi tingkat penularan dan efektivitas vaksin.

Kabar baiknya, sifat virus COVID-19 belakangan sudah tidak lagi mematikan, namun tetap terdapat catatan infeksi melonjak. Meskipun demikian, pakar epidemiologi Dicky Budiman mengingatkan risiko yang bisa muncul di balik infeksi berulang.

Baca Juga: 2 Pemuda di Deli Serdang Bunuh Wanita Pemilik Usaha Tempat Pijat

"Memang beruntungnya kita saat ini COVID-19 secara akut tidak menjadi masalah, ketika terinfeksi yasudah gejala-nya ringan," tuturnya, Selasa (2/6).

"Tapi ingat COVID-19 ini kalau berulang-ulang ada fase kronis lanjutan yang serius yang disebut dengan long COVID-19 yang cuma tidak bermasalah pada bagian paru-paru, tetapi ke jantung, dan organ lain," ucapnya.

Dihubungi dengan terpisah, Hermawan Saputra dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) juga mewanti-wanti kemungkinan risiko fatal tidak hilang sepenuhnya. Terutama pada mereka dengan kelompok rentan. Hal ini terlihat dari laporan Thailand yang mencatat 50-an kasus kematian dari 200 ribu infeksi COVID-19.

Baca Juga: Maling Sepeda Motor di Bogor Babak Belur Usai Kalah Duel Lawan Kades

"Kasus-kasus lupus, kelainan-kelainan bawaan, orang dengan hipersensitivitas, itu sangat berisiko. Artinya daya tahannya, imunitasnya tidak optimal, kedua adalah orang-orang lanjut usia dan orang-orang yang punya penyakit komorbid, istilahnya, terutama pneumonia berat karena asma, kemudian ada penyakit-penyakit diabetes, itu yang harus dilindungi lebih awal," ungkapnya.

Menurutnya, pemerintah perlu melakukan skrining utamanya di pintu-pintu masuk dan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) demi memastikan subvarian yang dominan menyebar, meski sebagian besar karakteristik virus bersifat ringan. Hal ini tetap perlu dilakukan sebagai kewaspadaan menghadapi risiko lonjakan kasus.

Ia tidak menampik kemungkinan beberapa orang kemudian berspekulasi dan menganggap COVID-19 sebagai teori konspirasi saat lonjakan terkesan tiba-tiba terjadi.

Baca Juga: Eliano Reijnders Bagikan Kabar Bahagia : Kelahiran Buat Hati Keduanya

"Yang perlu dipahami adalah COVID-19 itu masih ada, dia selalu ada di sekitar kita, yang membedakan saat status PHEIC dicabut, karakteristik virus maupun gejalanya saat ini relatif ringan, tidak lagi memicu gejala berat, atau kasus rawat inap, karena sudah terbentuk imunitas atau kekebalan terhadap infeksi di masyarakat, baik dari paparan maupun vaksinasi," sambungnya.

Hermawan menyampaikan status COVID-19 sekarang menjadi endemik seperti penyakit menular lain, misalnya demam berdarah dengue (DBD). Artinya, virus tetap ada tetapi dinilai tidak lagi mengkhawatirkan.

Memiliki pendapat yang sama, Dicky menyebut penyangkalan akan keberadaan COVID-19 akan selalu terjadi. Terlebih, secara psikologis pandemi COVID-19 kala itu membuat banyak orang terganggu dalam segala aktivitas dan memicu kerugian serta dampak besar bagi beberapa orang secara finansial, karena mobilitas yang mendadak dibatasi. Tidak heran, kemudian muncul penyangkalan dari situasi COVID-19 belakangan.

Baca Juga: Ini Dia Film Indonesia yang Tayang di Netflix Pada Bulan Juni 2025

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Wanda Hanifah Pramono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB
X