KALTENGLIMA.COM - Burnout bukanlah sekadar kelelahan biasa, melainkan kondisi serius yang berdampak pada kesehatan fisik, emosional, dan performa kerja.
Untuk menghadapinya secara efektif, penting untuk mengenali gejalanya sejak dini dan segera mengambil langkah penanganan.
Salah satu cara yang disarankan adalah dengan menetapkan batas yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, misalnya dengan tidak membawa pekerjaan ke rumah atau menghindari bekerja di luar jam yang telah ditentukan.
Baca Juga: Waspadai Hernia: Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
Menyediakan waktu untuk beristirahat serta melakukan aktivitas relaksasi seperti meditasi, olahraga ringan, atau berjalan santai juga dapat membantu meredakan tekanan.
Selain itu, dukungan sosial dari keluarga, teman, atau rekan kerja memiliki peran penting dalam mengurangi beban emosional yang dirasakan.
Jika merasa tidak mampu menanganinya sendiri, sebaiknya segera mencari bantuan profesional.
Baca Juga: Tips dari Dokter untuk Mencegah Batuk Pilek Berulang pada Anak
Psikolog Klinis A. Kasandra Putranto menjelaskan bahwa burnout merupakan bentuk kelelahan emosional, fisik, dan mental yang muncul akibat tekanan kerja yang terus-menerus dan berkepanjangan, terutama ketika beban kerja tidak diimbangi dengan dukungan atau sumber daya yang memadai.
Berdasarkan definisi WHO pada tahun 2019, burnout dikategorikan sebagai sindrom akibat stres kronis di tempat kerja yang tidak ditangani secara efektif.
Burnout secara umum mencakup tiga aspek utama, yaitu kelelahan fisik seperti rasa lelah yang terus-menerus, gangguan tidur, dan penurunan imunitas; gejala psikologis seperti kehilangan semangat kerja, perasaan tidak dihargai, dan mudah marah; serta perubahan perilaku kerja seperti menurunnya produktivitas, sikap sinis terhadap pekerjaan, hingga meningkatnya ketidakhadiran.
Baca Juga: Sound Horeg Jadi Sorotan, Berikut Batas Suara yang Masih Aman untuk Telinga
Untuk mencegah kondisi ini, Kasandra menyarankan peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental, yang bisa dilakukan melalui pemeriksaan psikologis rutin dan deteksi dini gejala stres.
Mengelola waktu dengan baik, menetapkan jam kerja yang realistis, menghindari multitasking berlebihan, serta menentukan prioritas kerja juga menjadi langkah penting dalam menjaga keseimbangan.
Artikel Terkait
Normalkah Berdebar-debar saat Bangun Tidur? Ini Kata Dokter Jantung
Biar Manfaat Kesehatannya Maksimal, Ini Waktu Terbaik Minum Teh Kunyit
Perhatian! Ciri-ciri Urine Seperti Ini, Bisa Jadi Tanda Anak Mengidap Penyakit Ginjal
BPA Dapat Ganggu Tumbuh Kembang Anak, Dokter Minta Ortu Agar Lebih Selektif