KALTENGLIMA.COM - Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, susu kunyit mungkin masih terdengar asing karena kunyit lebih sering digunakan sebagai bahan dasar jamu tradisional.
Namun, minuman ini sebenarnya berasal dari India dan sudah lama dimanfaatkan sebagai obat alami.
Susu kunyit dibuat dari campuran susu sapi dan kunyit, meski dalam praktiknya, masyarakat India kerap menambahkan berbagai rempah lainnya untuk meningkatkan khasiatnya.
Baca Juga: Tips Pola Makan Sederhana untuk Kesehatan Jantung Pekerja Shift Malam
Salah satu manfaat utama dari susu kunyit adalah kemampuannya dalam meredakan nyeri sendi. Hal ini disebabkan oleh kandungan senyawa curcumin dalam kunyit yang bersifat antiinflamasi, sehingga dapat mengurangi peradangan dan rasa sakit.
Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa konsumsi curcumin sebanyak 500 miligram per hari lebih efektif meredakan nyeri sendi dibandingkan dengan konsumsi 50 miligram obat radang sendi generik.
Selain itu, susu kunyit juga berkhasiat dalam mencegah penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, stroke, dan penyakit jantung, berkat sifat antioksidan dan antiinflamasinya.
Baca Juga: Sering Duduk Terlalu Lama? Ini Risiko Penyakit dan Kematian Dini yang Mengancam
Konsumsi empat gram kunyit sebelum dan sesudah operasi jantung diketahui dapat menurunkan risiko serangan jantung hingga 17 persen.
Di sisi lain, senyawa dalam kunyit juga bermanfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh karena sifat antivirus, antibakteri, dan antiperadangannya.
Khasiat antikanker juga menjadi salah satu manfaat unggulan kunyit, karena kandungan antioksidannya dapat mencegah kerusakan dan mutasi sel, serta menghambat pertumbuhan dan penyebaran tumor.
Baca Juga: Waspada! Ini Tanda-Tanda Kulit Dehidrasi dan Cara Penanganannya
Manfaat lainnya termasuk menjaga kesehatan otak dan mencegah penyakit Alzheimer melalui pencegahan endapan plak amiloid dan peradangan saraf.
Kunyit juga terbukti membantu menjaga kesehatan paru-paru, terutama dalam mengatasi gejala penyakit paru kronis seperti asma dan fibrosis.
Artikel Terkait
Gangguan Tidur Bisa Dipicu oleh Beban Kerja, Ini Faktanya
Kebiasaan Makan Ini Berpotensi Sebabkan Kanker Paru, Ini Kata Ilmuwan AS
Ilmuwan Amerika Serikat Temukan Pola Makan Seperti Ini Dapat Picu Kanker Paru-paru
BB Naik Setelah Libur Lebaran? Jangan Risau, Ini Cara Simpel Buat Menurunkannya
Kenaikan Berat Badan Setelah Lebaran: Waspadai Risiko Penyakit Kronis yang Mengintai